Sebuah Kisah dari Abu Hurairah
Pada postingan sebelumnya kami telah memposting "Bila waktu tobat berakhir", sekarang kisah renungan islami kembali menyajikan "Sebuah kisah dari abu hurairah".
Abu Hurairah mengatakan bahwa seseorang jatuh sakit parah.
Teman-temannya duduk mengelilinginya. Tiba-tiba orang itu pingsan. Karena
menganggap telah meninggal, orang-orang di sekelilingnya menutupinya dengan
selembar kain dan menutup matanya. Ketika mereka akan memandikannya, dia
bergerak. Mereka memandanginya dengan rasa heran dan memberitahukan bahwa
mereka telah menganggapnya meninggal. Mendengar hal itu, dia memberitahukan
bahwa benar dia telah meninggal. Setelah mati, dia dibawa ke kubur. Seorang
pemuda tampan dengan bau wewangian meletakkannya di dalam kubur. Tapi
tiba-tiba, seorang perempuan hitam dan kotor muncul. Perempuan itu mulai
menunjukkan kesalahan-kesalahannya satu demi satu, sehingga dia menundukkan
kepalanya, karena malu. Dia bertengkar dengan perempuan itu tentang
kesalahan-kesalahannya. Akhirnya, perempuan itu berkata bahwa perselisihan
mereka akan diselesaikan di tempat lain nanti. Dia mengikuti perempuan itu dan
memasuki sebuah rumah yang luas yang memiliki lantai tinggi yang berkilauan.
Sebuah masjid berdiri di salah satu pojokannya dan ada orang yang sedang
shalat, dia membaca surah an-Naml, tetapi berhenti di tengah-tengah surah,
karena terlupa. Dia membantu laki-laki itu meluruskan ayat tersebut. Setelah
menyaksikan shalatnya, laki-laki itu bertanya kepadanya apakah dia hafal surah
itu. Dia membenarkan. Mendengar hal itu, laki-laki tersebut mengeluarkan sebuah
buku dari bantalnya dan mulai membacakannya. Ketika itu perempuan hitam juga
ada di sana dan mulai menunjukkan perbuatan buruknya satu demi satu. Laki-laki
yang tampan dan berbau wangi juga datang dan menyangkal perempuan itu, dengan
menyebutkan segala perbuatan baiknya. Mendengar hal itu, salah seorang yang ada
di masjid mengumumkan bahwa meskipun dia membuka dirinya terhadap segala
risiko, tetapi Allah telah mengampuni kelalaian-kelalaiannya dan menambahkan
bahwa kematiannya belum juga datang dan bahwa dia akan meninggal pada hari
Senin.
Abu Hurairah mengatakan bahwa laki-laki yang sakit itu mengatakan
kepada mereka, kalau dia meninggal pada hari Senin menurut bisikan Ilahiah, dia
yakin bahwa yang telah dilihat laki-laki itu adalah benar dan dosa-dosanya akan
diampuni. Jika kematiannya tidak terjadi di hari Senin, mereka harus menganggap
apa yang telah dilihatnya adalah hanya sekadar mimpi tak berarti. (Ibn Abi
Dunya).
0 comments:
Post a Comment