Bila Waktu Tobat Berakhir


Kisah renungan islami - Bila waktu tobat berakhir

Merujuk kepada tafsir tentang tsumma yatuubuuna min qaribe (mereka menunjukkan penyesalan ketika kematian semakin dekat) dikatakan bahwa waktu bertobat akan berakhir segera setelah munculnya malaikat maut di depan orang yang sekarat.

Bakr ibn Abdullah mengatakan bahwa waktu bertobat amat panjang, tetapi ia akan berakhir dengan munculnya malaikat maut, ketika seseorang kehilangan kesadarannya (Ibn Abi Dunya).
Muawiyah ibn Abu Sufyan berkata bahwa Nabi bersabda, di antara Bani Israel, ada seorang pendosa yang telah melakukan 77 kasus pembunuhan. Ketika kesadaran menyapanya, dia datang kepada seorang rabi (orang yang mengetahui agama). Dia mengaku bahwa tidak ada dosa yang belum dia lakukan dan dia telah membunuh 77 manusia yang tidak berdosa. Lalu dia menanyakan kepada rabi tersebut apakah masih ada kesempatan baginya bertobat. Rabi itu berkata bahwa hanya ada sedikit kemungkinan dia diampuni. Dia begitu kecewa mendengar hal itu, sehingga ia membunuh rabi tersebut dan pergi. Lalu dia mengunjungi rabi yang lain dan mengakui dosa-dosanya kepada rabi tersebut. Dia bertanya kepadanya, apakah dia dapat membimbing pertobatan atas dosa-dosanya itu. Rabi menjawab tidak. Karena kecewa, dia lalu mebunuh rabi itu dan pergi. Dia mendatangi rabi lainnya, mengakui dosa-dosanya, dan bertanya jika tobatnya dapat diterima. Rabi itu pun menjawab tidak. Begitu mendengar jawaban tidak, ia segera membunuhnya. Dia terus mencari rabi untuk menanyakan kemungkinan melakukan tobat. Tapi semua rabi yang ditemuinya mengatakan tidak mungkin, hingga ia melakukan seratus pembunuhan.

Mungkin anda tertarik untuk membaca: Gambaran dan kondisi alam barzakh

Setelah itu, dia masih bertekad menemui seorang rabi lainnya. Dia lalu mengakui dosa-dosa kepada rabi tersebut dan bertanya apakah dia akan mendapat ampunan. Rabi itu menjawab dengan tenang. Adalah salah jika kita mengatakan bahwa Tuhan tidak menghampiri mereka yang memohon ampunan-Nya. Lalu, orang itu meminta rabi tersebut memintakan ampunan baginya. Rabi itu kemudian menasihati-nya agar memperbaiki jalan hidupnya. Dia menyarankannya agar pergi ke sebuah tempat dan tinggal bersama orang-orang yang baik. Dia hampir mencapai setengah perjalanannya, ketika para malaikat mencabut nyawanya. Setelah kematiannya, malaikat rahmat dan malaikat azab mulai berselisih tentang siapa yang harus mengangkat jenazah itu. Ketika itu, muncullah malaikat ketiga dan memutuskan bahwa mereka harus mengukur jarak antara tempat berangkatnya dan tujuannya. Kalau dia berada lebih dekat ke tempat tujuannya, dia harus dianggap orang beriman. Jika sebaliknya, maka ia termasuk orang berdosa. Ketika jarak tersebut diukur, ternyata dia berada satu jengkal lebih dekat kepada tempat tujuannya. Karenanya, dia lalu mendapatkan ampunan dan diangkat malaikat rahmat. (Abu Na’im).

Demikian kisah ini, semoga menjadi pelajaran untuk kita semua. Baca juga "Kehadiran malaikat maut saat kematian"

0 comments:

Post a Comment