Kisah Budak Perempuan (II)
Kisah renungan islami kali ini menghadirkan Kisah dramatis seorang Budak Perempuan yang dibeli oleh seorang Alim pada masa itu, ternyata budak perempuan itu adalah.. Baca kisah lengkapnya dibawah. Sebelumnya telah saya posting Kisah Budak Perempuan (I), jangan lewatkan ya.
Muhammad ibn Hussain Baghdadi berkata: "Suatu hari aku
berangkat menunaikan haji. Kebetulan aku melewati pasar Makkah dan melihat
seorang laki-laki tua yang menggandeng seorang budak perempuan yang tampak
pucat tetapi wajahnya berseri-seri. Laki-laki tua itu berteriak, "Siapa
yang mau membeli budak perempuan ini? Adakah yang mau membayar dua puluh koin
emas dengan syarat aku tidak bertanggung jawab terhadap segala
kekurangannya?" Aku dekati laki-laki tua itu dan bertanya kepadanya:
"Aku sudah tahu harganya, tolong beri tahukan
kekurangan-kekurangannya." Kemudian lelaki tua itu mulai merincinya:
"Dia seorang perempuan gila, dan selalu tampak cemas. Dia beribadah
sepanjang malam dan berpuasa sepanjang siang; tidak makan, tidak minum, dan
suka sekali menyendiri."
Sifat-sifat anak itu menarik perhatianku, maka aku
membelinya. Aku melihatnya duduk dengan wajah tertunduk, tapi kemudian dia
mengangkat kepalanya dan berkata: "Tuan muda, dari mana negeri asal Tuan?
semoga Allah melimpahkan rahmatnya kepadamu." Aku menjawab: "Dari
Irak." Dia bertanya: "Irak bagian mana, Basrah atau Kufah? "Aku
menjawab: "Bukan dari keduanya." Dia bertanya lagi: "Apakah Tuan
dari Baghdad? Aku berkata: "Ya." Dia berseru kegirangan dan berkata:
"Itu adalah kota para orang saleh, itu adalah kota orang-orang
beriman." Aku bertanya bagaimana budak perempuan ini memiliki pengetahuan
tentang orang-orang saleh. Karena rasa senangku, aku bertanya:
"Orang-orang saleh mana yang kamu kenal?" Dia mulai menghitungnya:
"Malik ibn Dinar, Bashar Hafi Saleh, Muhammad ibn Husein Baghdadi,
Rabi'ah, Advia, Sha'wana, dan Maimuna."
Aku bertanya kepadanya: "Bagaimana engkau tahu tentang
orang-orang saleh itu?" Orang-orang ini adalah para dokter hati. Merekalah
orang-orang yang dekat dengan Allah dan karena itu mereka tidak suka selain
mencari keridaan-Nya. Tujuan utama mereka adalah Allah. Betapa mulianya tujuan
mereka, mereka hanya persembahkan diri kepada Allah. Mereka tidak terperangkap
dunia, maupun kesenangan dan masalahnya." Aku lalu berkata kepadanya:
"Wahai anak perempuan, Aku adalah Muhammad ibn Husein." Dia berkata:
"Aku selalu memohon kepada Allah agar Dia memberikanku kesempatan
melihatmu. Bagaimana dengan suaramu yang memesonakan hati-hati para muridmu?"
Aku berkata, "Aku masih memilikinya (suara yang memesona)." Dia
berkata, "Demi Tuhan, bacakan untukku bagian dari Al-Quran." Lalu aku
bacakan: "BismiiIahi rrahmanirrahim"." Dia menjerit keras dan
tidak sadarkan diri. Aku percikkan air padanya dan dia tersadar, lalu berkata: "Jika
nama-Nya saja berpengaruh begitu mendalam, apa yang akan terjadi denganku
ketika aku melihat-Nya di surga?" Kemudian di berkata lagi: "Baiklah,
bacakan lagi Al-Quran. Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepadamu." Aku
membacakan sebuah ayat Al-Quran:
Apakah orang-orang
yang berbuat kejahatan itu menyangka bahwa Kami akan menjadikan mereka seperti
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, yaitu sama antara
kehidupan dan kematian mereka? Amat buruklah yang mereka sangka itu. (Q.S.
45: 21).
Mendengar ayat ini, dia berkata "Alhamdulillah, aku
tidak menyembah siapa pun selain Dia tidak pula aku memuja berhala."
Kemudian dia memintaku membacakan beberapa ayat lagi:
Sesungguhnya Kami
telah sediakan bagi orang-orang zalim neraka
yang gejolaknya mengepung
mereka. Dan jika mereka meminta minum, mereka akan diberi minum air seperti
besi mendidih yang menghanguskan mereka. Itulah minuman yang paling buruk dan
tempat istirahat yang paling jelek. (Q.S. 18: 29).
Kemudian dia menambahkan "mengapa engkau membuat hatimu
menjadi begitu muram. Buatlah ia hidup di antara pengharapan dan rasa
takut." Dia berdoa "Semoga Tuhan menunjukkan rahmat-Nya
kepadamu." Kemudian dia memintaku membaca beberapa ayat lagi:
Banyak wajah pada hari
(kebangkitan) itu berseri-seri, tertawa dan bergembira ria (dengan berita
gembira). (Q.S. 80: 38-39).
Aku juga membacakan Ayat ini:
Wajah-wajah pada hari itu berseri-seri, melihat Tuhan
mereka. (Q.S. 75: 22-23).
Dia kemudian berkata: "Aduhai, betapa cemasnya aku akan
pertemuan dengan-Nya ketika Dia menampakkan diri-Nya kepada para
wali-Nya." Lalu dia berdoa: "Semoga Allah memberkahi engkau dengan
rahmat-Nya. Bacakanlah lagi beberapa ayat." Aku bacakan beberapa ayat
Al-Quran:
Mereka dikelilingi
anak-anak muda yang tetap muda
Dengan membawa gelas,
ceret, dan piala berisi minuman yang diambil dari air yang mengalir
Mereka tidak pening
karenanya dan tidak pula mabuk Dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih
Dan daging burung dari
apa yang mereka inginkan
Dan (di dalam surga
itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli Laksana mutiara yang tersimpan
baik
Sebagai balasan bagi
apa yang mereka kerjakan
Mereka tidak mendengar
di dalamnya perkataan yang sia-sia dan tidak pula perkataan yang menimbulkan
dosa
Akan tetapi mereka
mendengar ucapan salam
Dan golongan kanan,
alangkah bahagianya golongan kanan itu
Berada di antara pohon bidara yang tidak
berduri
Dan pohon (pisang)
yang bersusun-susun (buahnya)
Dan naungan yang
terbentang luas
Dan air yang tercurah
Dan buah-buahan yang
banyak
Yang tidak terhenti
(buahnya) dan tidak terlarang mengambilnya Dan kasur-kasur yang empuk
Sesungguhnya Kami
menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung
Dan Kami jadikan
mereka gadis-gadis perawan
Penuh cinta lagi
sebaya umurnya
(Kami ciptakan mereka)
untuk golongan kanan. (Q.S. 56: 17-38).
Kemudian budak perempuan itu memberitahuku: "Milikmu
adalah pengikat (perkawinan) dengannya. Engkau harus mengeluarkan sesuatu untuk
hadiah perkawinan." Aku bertanya padanya: "Apakah (hadiah) perkawinan
bagi mereka, karena aku adalah laki-laki yang miskin?" Dia berkata:
"Hadiah perkawinan mereka adalah tahajud, berpuasa di siang hari, dan
mencintai orang-orang miskin dan anak-anak yatim." Sesudah itu, budak
perempuan itu melantunkan bait-bait puisi berikut:
Wahai laki-laki yang
menginginkan bidadari-bidadari di surga Yang terobsesi dengan mereka
Bersemangatlah,
berjuang keras, dan jangan malas
Bertahajudlah di
tengah malam
Karena ia adalah mas
kawin bagi perawan-perawan surga Yang menyilaukan mata
Yang memiliki
dada-dada montok
Yang berjalan
beriringan bersama gadis sebayanya Yang mengenakan kalung berkilauan
Yang tak ada tara
bandingnya di dunia
Sesudah melantunkan bait-bait itu, dia tidak sadarkan diri.
Lagi-lagi aku memercikkan air di wajahnya. Setelah tersadar, ia berdoa:
Ya Tuhan, lindungilah aku dari azab-Mu. Dengan kasihmu,
Engkau ampuni dosa-dosaku, karena Engkau Maha Penyayang dan Maha Pemurah.
Orang-orang berpendapat baik tentang diriku, namun bila tidak Engkau ampuni
kesalahan-kesalahanku, maka hancurlah aku. Tidak ada jalan bagiku selain
mengharapkan pengampunan-Mu dan tidak kuharap apa pun selain rahmat-Mu.
Setelah mengucapkan doa puitis ini, budak tersebut tidak
sadarkan diri lagi. Ketika aku menghampirinya, dia telah meninggal dunia. Aku
betul-betul kaget dan segera pergi ke pasar untuk membeli perlengkapan untuk
menguburkannya. Sewaktu pulang dari pasar, aku menemukan mayatnya sudah
terkafani dan sudah diberi parfum, serta siap dibawa ke kubur. Kafannya terdiri
dari dua lembar kain berwarna hijau, yang merupakan baju surga. Di atas kain
kafan, tertulis dua baris kalimat dengan menggunakan cahaya langit. Baris
pertama adalah kalimat thayyibah: "La ilaha illallah, Muhammad
rasulullah." Baris yang lain berisi sebuah ayat Al-Quran, "Maka
ingatlah, para wali Allah, tidak ada rasa takut atas mereka, dan tidak pula
mereka bersedih."
Dengan bantuan beberapa kawan, aku membawa jenazahnya.
Setelah mengucapkan doa, kami menguburkannya. Aku mengalami penderitaan yang
amat sangat akibat kematiannya. Saat pulang, aku melakukan shalat dua rakaat
dengan sangat khusyuk, lalu tertidur. Dalam ridurku, aku bermimpi melihat budak
perempuan itu berjalan di surga. Dia berada di sebuah taman Zafaron yang kecil
tetapi beraroma harum. Dia menggunakan setelan sutera dan brokat, juga sebuah mahkota
di atas kepalanya bertaburan permata. Dia mengenakan sepatu yang terbuat dari
batu mulia. Aroma minyak kesturi dan parfum memancar dari badannya. wajahnya
lebih cerah daripada Matahari dan Bulan. Aku berkata: "Wahai anak
perempuan, berhentilah sebentar dan beri tahu aku amalan apa sehingga kamu
dianugerahi tempat terhormat ini." Dia berkata: "Semua ini karena
rasa cintaku yang aku tunjukkan pada orang-orang papa dan anak-anak yatim;
doaku supaya diampuni; dan menyingkirkan benda-benda berbahaya dari jalan
umum." Dia kemudian mengucapkan bait-bait puisi berikut:
Kemujuran adalah orang
yang di malam hari matanya selalu terjaga
Dan melewatkannya
dalam kerinduan akan kebesaran cinta Tuhannya
Menyesali
kekurangannya di siang hari
Menyendiri di malam
hari
Menghitung bintang dan
takut akan hukuman Allah
Allah menyaksikan
semua itu
Demikian kisah renungan islami Mengenai budak perempuan ini semoga bermanfaat. Baca juga Kisah kematian orang-orang takwa
0 comments:
Post a Comment