Kisah Seorang Pemuda Yang Mendapatkan Istana Di Surga
Ja'far ibn Sulaiman berkata bahwa pada suatu hari dia sedang pergi bersama Malik ibn Dinar ke Basrah. Secara kebetulan mereka melewati bangunan yang megah yang sedang di bangun dan seorang pemuda yang sedang memandori para tukang batu. Malik ibn Dinar terkesan oleh kecakapan pemuda itu. Dia merasa kasihan kepadanya karna melibatkan diri dalam urusan yang tidak bermanfaat, dan berkata, "Betapa terpikatnya dia dengan pekerjannya." Dia menyatakan bahwa dia ingin berdoa kepada Allah supaya membebaskan dia dalam perangkat itu dan mengubahnya menjadi seorang saleh sejati, dan dapat memperoleh surga-Nya. Malik mengusulkan untuk menemui pemuda itu. Ja'far mengatakan bahwa akhirnya mereka menemui pemuda itu.
Mereka menyalami dia dan dia menjawab salam itu dengan baik. Pemuda itu tidak mengenal Malik, akan tetapi setelah beberapa saat dia menjadi kenal dan bahkan menghormatinya serta mengatakan angin apa yang membawa mereka ke sana. Malik ibn Dinar bertanya berapa banyak uang yang akan dia habiskan untuk kontruksi bangunan itu. Pemuda itu mengatakan bahwa dia akan menghabiskan seratus ribu dirham. Malik berkata bahwa dia seharusnya memberikan kepadanya seratus ribu dirham yang akan diambil Malik sendiri, dan sebagai gantinya, dia akan memberikan pemuda itu sebuah rumah di surga yang jauh lebih baik dari gedung yang pernah dia bangun di muka bumi. Di rumah surgawinya itu terdapat sekumpulan pelayan-pelayan. Rumah itu memiliki kubah yang terbuat dari batu merah delima bertaburkan permata, batu batanya terbuat dari ja'faran dan adukannya dari kesturi yang menimbulkan aroma yang sangat wangi. Ia tidak akan pernah menjadi tua dan tidak juga runtuh, karena ia tidak dibangun dengan perelatan manusia melainkan oleh kekuasaan Allah.
Pemuda itu meminta waktu untuk bekpikir dan meminta Malik datang besok pagi untuk mendapatkan jawaban pastinya. Malik pulang dengan memikirkan pemuda itu sampai larut malam. Di tengah malam, Malik dengan khusyuk mendoakan pemuda itu. Pagi harinya, mereka berdua datang ke rumahnya. Ternyata pemuda itu telah menunggu mereka di luar rumah. Dia betul-betul tampak bergembira melihat kedatangan mereka. Malik bertanya kepada pemuda itu tentang keputusannya. Pemuda itu bertanya apakah Malik akan menepati janjinya. Malik meyakinkan dia untuk melakukan hal itu. Pemuda itu lalu menambil tas-tas yang berisi dengan uang dirham dan meletakkan di depannya. Dia juga membawa sebuah pena. Malik mengambil secarik kertas dan menuliskan di atasnya: "dengan nama Allah yang Maha Pengasih, dan Maha Penyayang." Lalu dia menyusun suatu persetujuan yang menyatkan bahwa. "Malik ibn Dinar bertanggung jawab menyediakan pemuda ini sebuah tempat tinggal di surga di lingkungan Tuhan sebagai ganti istananya yang sekarang dan istana tersebut di atas bukan saja memiliki semua fasilitas (yang telah disebutkan diatas dan diulang dalam perjanjian) tetapi juga ada banyak fasilitas tambahan."
Sesudah membuat perjanjian itu, dia serahkan kepada pemuda itu dan mengambil uang seratus dirhamnya, lalu pergi. Ja'far mengatakan bahwa pada malam itu dia tidak mempunyai cukup uang untuk membeli makanan. Empat puluh hari hampir berlalu sejak peristiwa itu, ketika suatu hari Malik menyelesaikan doa paginya melihat secarik kertas dipintu mesjid. Ternyata surat yang sama, perjanjian yang diadakan antara dia dengan pemuda itu. Di balik halaman itu tertulis (tanpa ada tinta yang tampak telah digunakan) pengabulan tanggung jawab yang ditanggung Malik ibn Dinar dan janji yang telah dibuat dengan seorang pemuda. Perjanjian itu telah dikabulkan dengan sempurna dan tujuh puluh kali lebih baik daripada syarat-syarat yang di buat. Malik serta-merta kaget membaca kertas itu. Subhanallah.. Wallahu Ta'ala A'lam..
Demikianlah kisah seorang pemuda yang mendapatkan istana di Surga, semoga kisah renungan islami ini bermanfaat. Nantikan kisah selanjutnya dan baca kisah sebelumnya "Kisah budak Perempuan".
Disalin dari buku "Mati Itu Spektakuler" yang diterbitkan oleh "Zaman".
0 comments:
Post a Comment